Eks Manchester United Ander Herrera Ungguli Pamor Lionel Messi, Neymar & Kylian Mbappe Di PSG

Dengan Lionel Messi, Neymar atas Kylian Mbappe di skuad mereka, Paris Saint-Germain mungkin memiliki tiga penyerang paling hebat di dunia. Tapi atas reputasi atas nama adi trio terhormat, sepol ini malah gelandang yang nyaris jarang tersorot yang memimpin daftar pencetak gol terberlipat-lipat tim.
Ander Herrera sejajar dengan Mbappe dalam ini, dengan koleksi empat gol dan berada dempet jalur yang loyal akan memecahkan rekor tgol terberlimpahnya selama semusim yaitu delapan ketika bermain bersama Manchester United pada 2014/15. Ia mencetak lima gol pada musim berikutnya dan sekadar memiliki sembilan gol dempet dalam lima musim berukitnya sebelum kampanye 2021/22 dimulai.
Ini jelas merupakan performa akan luar biasa.
Memang, saat PSG bermain imbang 1-1 hadapan Liga Champions dengan Club Brugge, Herrera-lah nan memecah kebuntuan, berada hadapan lokasi nan tepat maka sempurna menuntaskan umpan silang mengenai Mbappe bagi membawa pabersedian Mauricio Pochettino unggul.
Brugge kalakian dengan bergas merespons bersama menyamakan skor, tapi tanpa gol pembuka Herrera, situasinya bisa ronggang lebih parah.
"Mereka mungkin tidak mengoper bola kepada kami di dalam latihan, tetapi saya sangat menikmati bermain bersama Messi, Neymar, bersama Mbappe," canda Herrera kepada El Larguero selesai pemenang Piala Dunia itu memberinya umpan pada pertengahan pekan.
Ya, berbicara kepada Marca, sang gelandang asal Spanyol mengatakan bahwa performa tajamnya sehabis ini tak lepas melalui kontribusi para penyerang top PSG.
"Mungkin sekarang, mempunyai begitu deras pemain top dekat depan saya, lawan-lawan kami cenderung mengabaikan lini tengah tim kami lagi itu hal yang baik bagi saya," katanya.
"Tapi di luar itu, penjelasannya sama dengan bagaimana sepakbola bisa berbicara. Bola datang kepada saya dan saya memanfaatkannya."
"Jangan kaget ketika rentetan ini berhenti karena tidak natural!"
Meski pun Herrera tengah menikmati periode ketajaman bahwa hebat, ia dan rekan-rekan gelandang PSG tak lantas terhindar ketimbang kritikan sehabis hasil imbang mengecewakan lawan Brugge. Mereka tidak mampu mengatasi energi dan keuletan klub asal Belgia tercatat, tidak mampu mempertahankan penguasaan bola lebih lama dan tidak cetakan merebut kembali bola ketimbang lawan.
Mantan pemain United itu menerima bukti bahwa dengan adanya keberadaan trio luar biasa PSG dempet depan maka akan mengubah peran dengan para gelandang lainnya.
"Pemecah [kebuntuan] adalah para pemain akan ada hadapan sana untuk membuat perbedaan lagi memenangkan pertandingan, lagi kami patut siap melayani mereka," jelasnya.
"Namun jika kami meminta mereka kepada melakukan perpertikaianan kedalam serangan, kami tidak bisa meminta mereka kepada berleri 13 kilometer per pertandingan. Anda bisa menanyakan itu kepada saya, Gini Wijnaldum, Idrissa Gueye atau Leandro Paredes. Bukan kepada mereka."
Dan antara sinilah, titik antara mana akan memerankan sasaran kritikan setelah hasil negatif PSG tengah pekan lalu. Saat Herrera memerankan pemain akan paling longgar menjelajahi lapangan antara antara pemain PSG lainnya, mencapai 11km, pemain kedua akan melakukan hal terhormat setelahnya adalah Neymar.
Itu terlihat saat Paredes selanjutnya Wijnaldum ditarik keluar selesai babak pertama yang kurang bagus, tapi implikasi yang jelas adalah bahwa pemain Spanyol itu yang tampak unggul dekat lini tengah.
Juga sangat jelas bagi siapa pun yang menonton pertandingan betapa berpengaruhnya kontribusi lini tengah PSG bagi kekesuksesanan apa pun yang dimiliki klub musim ini. Di Brugge, itu dimusnahkan atas keganasan tempo yang ditampilkan tuan rumah.
Beberapa kekurangan yang ditunjukkan PSG dalam laga tersebut mau maksimumi atas kembalinya Idrissa Gueye, yang menjalani sanksi akumulasi kartu, Marco Verratti, yang sedang menjalani pemulihan cedera betis selanjutnya mungkin bersedia kembali saat menjamu Manchester City dalam Parc des Princes pada 28 September, selanjutnya jelas mau selaku tantangan bagi Les Parisiens.
Namun, tanpa lini tengah yang berfungsi, tiga penyerang akan kesulitan melakukan penguasaan bola seperti akan laga versus Brugge bersama gol-gol yang diharapkan bisa dicetak sebab mereka tidak akan kunjung datang.
Saat tiga pemain depan PSG bakal terus menjadi sorotan karena belum berjibun mencetak gol, pengalaman lawan Brugge menggarisbawahi bahwa dibutuhkan tim yang akurat-akurat saling melengkapi kepada bisa memenangkan pertandingan.
Herrera, tentu saja, tidak selama selintas mencetak gol, namun saat ia menunjukkan bahwa membobol gawang lawan bukanlah tugas utama dirinya bersama rekan-rekan lini tengah. Mereka ada dempet sana akan menyediakan platform bagi Messi, Neymar bersama Mbappe akan berkembang bersama selama mereka tidak bisa melakukan itu, maka mimpi PSG akan menjuarai Liga Champions selama sulit terwujud.