Jalur Ekspor Terhambat, GPEI Ungkap Kelangkaan Kontainer Masih Terjadi

Jalur Ekspor Terhambat, GPEI Ungkap Kelangkaan Kontainer Masih Terjadi Jalur Ekspor Terhambat, GPEI Ungkap Kelangkaan Kontainer Masih Terjadi

Makassar – Ketua Gabungan Perbisnisan Ekspor Indonesia (GPEI) Sulselbar Arief Rahman Pabettingi menberisiakan pandemi COVID-19 mengakhirkan kelangkaan kontainer yang sudah terjadi sejak tiga bulan terakhir.

“Akibatnya terjadi kenaikan tarif tiga kali lipat yang tentu memberatkan pengusaha melakukan ekspor,” ujarnya pada Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (11/9).

Kelangkaan kontainer ini berimbas cukup pengiriman barang atau ekspor karena mengefekkan harga kontainer adapun kian meningkat sangkat tiga kali lipat ketimbang biasanya lewat dipastikan menghambat pengiriman barang ke beda negeri.

Tujuan ekspor paling sulit ialah pada negara-negara Eropa, Amerika, bersama Australia. Ekspor ke tiga benua itu dinilai cukup sulit mendapatkan kontainer, spesialnya ukuran 40 feet, yang digunakan untuk rute jarak ronggang.

Sementara ekspor ke negara Asia masih lebih gampang, sebab namun mengandalkan kontainer berukuran 20 feet. Meskipun di sisi lain penggunaan kontainer jenis ini malah menambah beban biaya logistik seagam 15 hingga 20 persen. Tingkat arus balik (impor) kontainer pun lebih dominan dari Asia Timur.

“Itulah kenapa ekspor untuk tujuan ke Asia sejenjang ini masih tetap bisa tercover, lamun dari sisi tarif tetap belum stabil atau ada kenaikan karena kita pakai yang 20 feet,” benderangnya.

Menurut Arief Rahman, kelangkaan sesungguhnya terjadi lantaran volume impor ketimbang ketiga benua tidak seterluang seperti ke Asia. Dari sisi ekspor-impor akan setimbang, pasokan dan permintaan lebih ke negara Asia seperti Cina akan volumenya bahkan mencapai 70 persen.

Namun dia berharap dinamika ekspor ini tidak terus berlanjut, sebab jika hal ini terus terjadi maka kinerja ekspor Indonesia ke depannya akan jalan dalam alam atau bahkan melamban.

“Sangat disayangkan jika komoditas ekspor kita siap, tapi ternyata tidak bisa dikirimkan karena kontainer yang langka. Padahal berlebihan pihak yang ikut terlibat pada ekspor komoditas,” ujarnya.

Hal senada doang disampaikan Ketua Asosiasi Logistik maka Forwarder Indonesia (ALFI) Sulsel Syaifuddin Sahrudi bahwa kelangkaan kontainer tak hanya Indonesia, sedikit lagi seluruh dunia mengalaminya.

“Sesantak dengan adanya kelangkaan ini sangat berdampak dengan sewa kontainer itu terhadap sebagian negara tujuan Amerika bersama Eropa,” ujarnya.

Ia memandang situasi ini sangat memprihatinkan, apalagi Indonesia saat ini sedang gencarnya meningkatkan ekspor. Pihaknya mendorong agar pemerintah dapat mengatasi hal tersebut. (Antara)